Pemprov Banten Kucurkan Rp161 Miliar untuk Bantuan Ponpes

Sumber Gambar :

SERANG - Pemprov Banten kembali mengucurkan bantuan dana pondok pesantren di tahun anggaran 2021. Adapun nilainya mencapai Rp161 miliar kepada 4.042 ponpes, dimana per ponpes mendapat alokasi sebesar Rp40 juta. 

Demikian terungkap dalam rapat kerja II Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) di Gedung Negara Provinsi Banten, Kota Serang, Selasa (19/1/2021). 

Presidium FSPP Anang Azhari Ali mengapresiasi Pemprov Banten atas perhatiannya terhadap ponpes. Sejak 2017 hingga 2021 hampir setiap tahunnya dialokasikan bantuan untuk ponpes melalui hibah daerah.  

"Alhamdulillah kita patut bersyukur kepada Pak Gugernur yang benar-benar perhatiannya penuh terhadap ponpes yang ada di Provinsi Banten ini. Sangat diperhatikan sekali, dari 2017 sampai 2021 Pak Gubernur ini sudah menyalurkan hibah," ujarnya. 

Ia menuturkan, nilai hibah yang disalurkan pun terus mengalami peningakatn setiap tahunnya. Dari yang awalnya Rp20 juta, meningkat jadi Rp30 dan sekarang di 2021 meningkat lagi menjadi Rp40 juta per ponpes. 

"Alhamdulillah 2021 ini Pak Gubernur menyalurkan dana hibah ke seluruh ponpes, Rp40 per ponpes. Insya Allah pada tahun ini sekitar Rp161 miliar itu diberikan ke seluruh pesantren yang ada di Banten," katanya.

Terkait kriteria ponpes yang menerima bantuan, kata dia, yang terpenting ponpes itu benar-benar ada, memiliki santri dan kiai serta memiliki izin operasional. "Penggunaan dana sendiri seperti arahan gubernur saja. Bahwa ini untuk pengembangan ekonomi pesantren, untuk fasilitas yang membantu ponpes," ungkapnya.

Dalam kesemoatan itu, Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) berpesan agar  keberagaman di masyarakat jangan sampai mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Keberagaman adalah sebuah keniscayaan. Tapi dipersatukan dalam bingkai proklamasi kemerdekaan dengan pancasila dan Undang-undang Dasar 1945," ungkapnya.

Masih menurut Gubernur, kini dimana-mana ada pesantren. Sehingga perlu difasilitasi dengan baik agar bisa memberikan kualitas terbaik dalam pembelajarannya. "Zaman saya masuk pesantren susah, hanya masuk sekolah diniyah," tuturnya.

Gubernur juga mengajak para kiai untuk mempromosikan protokol kesehatan untuk menekan penyebaran Covid-19. "Sampaikan kepada masyarakat, rumah sakit penuh. Kuncinya cuci tangan, pakai masker, jaga jarak dan menghindari kerumunan," pungkasnya. (K4)


Share this Post